Jumat, 16 Mei 2014

ATAS NAMA KEADILAN

Dalam hiruk pikuk debu jalanan
Kami masih berdiri tegak
Menantang arah mata angin
Bersuara lantang tanpa gentar

Langkah kaki mereka
Serdadu-serdadu Negara
Dengan mocong senjata yang dirangkulnya
Takkan mampu membuat kami goyah

Kami masih disini
Berteriak tanpa henti
Atas nama rakyat dan
Tumpah darah para pendahulu

Kami masih menuntut keadilan
Atas setiap jengkal tanah yang dirampas
Atas tiap tetesan darah yang tumpah
Atas nama mereka yang dilenyapkan penguasa negeri sendiri


Banda Aceh, 12 Mei 2014

BERDAMAILAH TUAN

Siapa yang telah berdamai tuan
Sedang negeri masih berduka
Setiap jengkal lorong masih mencekam
Peluru masih menyarang dan tak bertuan

Kemana arah negeri kita tuan
Mereka yang turun kejalan
Dihujani pukulan
Padahal sekedar menyuarakan pikiran

Dengarlah tuan
Letusan mesiu masih nyaring berdengung bukan
Lihatlah damai kita tuan
Mulai rapuh dalam persekutuan waktu

Negeri ini sudah cukup berduka tuan
Lautan darah telah tersapu gelombang
Hembusan angin damai tertiup bersamanya
Lalu kini mulai beranjak dari kita tuan

Berhentilah tuan
Tanah ini tak ingin lagi terpercik darah
Bermadailah tuan
Tanah ini sudah sangat renta untuk permusuhan


Banda Aceh, 06 Maret 2014

CUKONG JALANAN

Ketika
Cukong-cukong mengibarkan bendera
Sederat ratapan begitu terasa

Janji-janji yang telah usang
Mulai di ikrarkan kembali
Mencuci otak-otak yang terbelenggu

Cukong-cukong mulai menjamah
Setiap jengkal lorong
Mensiasati derita kita

Sadarlah
Mereka bukan solusi dari setiap jeritan kita
Mereka hanya pengobral janji yang tak pasti

Mereka datang
Lalu senyum dengan kepalsuan
Hanya demi pencitraan

Berhentilah
Berhenti memakan janji cukong-cukong jalanan
Sebab cukong bukan jalan keluar


Banda Aceh, 11 Maret 2014

MIMPI

Entah berantah
Tertiup dingin angin malam
Dalam jejak langkah rantau

Pada legam wajah malam
Dalam roda kehidupan
Pada pundak jalan

Mimpi-mimpi dijajaki di emperan jalan
Dalam gulita dan keheningan
Pada pancaran cahaya lampu perkotaan

Kugambarkan wujudnya
Pada kanvas dengan tinta tabu
Kusimpan pada hati yang paling suci

Ku pandang kaki langit
Sembari ku gantungkan mimpi
Lalu ku buat tangga untuk menggapainya


Banda aceh, 21 April 2014