Minggu, 26 Februari 2012

DOAKU UNTUKMU KASIH


Bismillahirrahmanirrahim.......

Tuhan....
Malam begitu gelap...
Hujan begitu deras...
Aku duduk terdiam dalam suasana gemuruh...

Cahaya kilat sesekali memotretku
Suara petir begitu jelas terdengar di gendang telingaku
Aku hanya terduduk diam ditemani secagkir kopi kesukaanku
Aku tak mampu beranjak dari tempat dudukku...

Dunia terasa begitu sempit...
Suasana jalan begitu sepi
Ntah dimana mereka bersembunyi
Aku tak tau...

Tuhan, jika memang petir itu akan mengambil nyawaku
Aku rela dan aku takkan mengelak
Tapi, sebelum hujan itu menghapus semua kenanganku dimuka bumi
Aku ingin memohon kepadamu Tuhan...

Tolong Engkau jaga ia Tuhan,
Tolong Engkau tuntun ia
Jangan biarkan ia bersedih
Jangan biarkan ia terluka....

Tuhan, aku mencintainya setulus hatiku
Aku menyayanginya dengan segenap jiwa dan ragaku
Walaupun ia tak pernah memahami tentang rasa yang ku punya
Aku akan tetap bertahan untuk mencintainya

Tuhan, jangan biarkan hujan ini menghapus bayang wajahnya di anganku
Jangan biarkan petir ini menyambar semua kenangan ku dengan dirinya
Jangan biarkan kilat ini melukai jiwanya
Biarkanlah hanya aku yang menderita untuknya...

Tuhan, tolong jaga Dirinya
Walau aku sudah tak lagi disini
Aku ingin melihatnya tersenyum bahagia
Walau tak kan pernah ia tersenyum untukku

Terima kasih Tuhan..
Kau masih memberiku kesempatan untuk memohon kepada-Mu
Kau masih menjaga ia
Dan kau masih menuntunnya di jalan-Mu...

Tuhan...
Semoga engkau mendengar doa dan pintaku ini untuknya
Tuhan...
Semoga Dirinya slalu tersenyum bahagia...

Amien...


Kipoennurdin
Beureunuen, 24 Februari 2012




TEMPATKU KEMBALI BERDUKA


 (untuk masyarakat musibah banjir bandang Tangse)
 
Tanah yang begitu subur
Begitu makmur
Berjuta tanaman tumbuh dengan rindang
Memanjakan pada berjuta jiwa...

Tanah yang begitu asri
Tempat para manusia bercocok tanam
Tempat para mereka yang bertani
Dan menggantungkan masa depan hidup

Kini, tanah itu berduka
Tanah itu berselimut luka
Tanah itu tanah itu luluh lantak
Di hantam tiupan angin, aliran air dan lumpur..

Tak ada yang mengira
Tak ada yang menyangka
Bencana itu datang kembali
Kembali menerjang semua yang ada

Ntah apa penyebabnya
Ntah apa dosanya
Dan ntah apa salahnya
Hingga semua hancur tak bersisa...

Tuhan, ini salah siapa?
Ini dosa siapa?
Mengapa Engkau terus menguji mereka
Dengan berbagai bencana

Tuhan, berilah pintu maaf untuk mereka
Yang telah merusak semua yang Kau cipta
Tanpa mempedulikan kepentingan bersama
Hanya demi harta dan benda.

Tuhan, berilah kekuatan untuk saudara-saudara kami
Berilah ketabahan bagi mereka menghadapi ini
Tumbuhkanlah semangat baru dalam jiwa mereka
Untuk bangkit dari musibah yang mereka derita..

Karya: Kipoennurdin
Banda Aceh, 27-02-2012

Minggu, 19 Februari 2012

UNTUK YANG TERKASIH


Langit begitu mendung
Dingin malam menusuk hati
Dalam keramain
Semua terasa sepi

Ceria yang ku rasa
Hanya sementara
Aku mulai sadar
Sadar dengan keadaan ini

Semua yang kau berikan
Semua beranjak pergi
Aku paham, bukan aku yang kau cari
Aku sadar, dia jauh lebih baik dari aku

Tapi, apa aku bersalah
Jika rasa yang ku punya hanya untukmu
Karna aku tau, hanya kau yang terbaik
Terbaik untuk masa depanku dan anak-anakku

Aku sadar, kau harus pergi
Aku tau bahagia kau bukan untukku
Bahagia kau hanya bersamanya
Dan bukan bersamaku

Kasih, kejarlah bahagiamu
Jangan kau menoleh ke belakang
Karena aku masih disini
Berdiri menahan perih itu sendiri

Aceh Jaya-Banda Aceh (di dalam damri)
Kipoennurdin 19-02-12

RELAKAN AKU


Malam begitu gelap
Cahaya bulan dan bintang yang menyinari malamku
Kini redup tanpa cahaya

Aku disni sepi dalam keramaian
Karna kau tak di sampingku
Jarak yang membentang antara kita
Begitu jauh

Waktu yang membuat kita begini
Barisan bukit yang menghalangi
Menghalani aku berjumpa denganmu

Ingin ku berlari ke pelukanmu
Merasakan hangatnya pelukmu
Pelukan yang terasa hangat itu
Aku merindukan cinta kasih yang kau berikan

Namun apalah daya
Aku tak kuasa
Tak kuasa berada di sampingmu

Kasih, aku akan bertahan disini
Untuk beberapa waktu
Aku harus menjalani ini
Demi putra putri penerus bangsa

Mereka tak boleh dibiarkan dalam lembah kebodohan
Mereka harus melawan kebodohan ini
Mereka harus mampu menatap dunia ini

Kasih, relakan daku untuk berjuang
Meninggalkanmu beberapa waktu
Karena ini panggilan jiwa
Dan beban moral bagiku

Kasih, aku berjanji
Apapun yang akan terjadi
Aku akan kembali ke pelukanmu

Kasih, jika daku tak kembali
Maka relakanlah daku berjuang
Berjuang melawan kebodohan
Demi peenerus bangsa

Teunom, Aceh Jaya
Kipoennurdin, 16-02-2012