Mengharap
Secercah cahaya dalam gulita
Setitik cerah dalam gelap
Mustahil, namun tetap berharap
Kadang Tuhan memberi mukjizat
Terus berharap
Hingga harapan terkubur asa
Hingga harapan terbenam gelap
Hingga harapan terlelap
Jumat, 08 November 2013
UNTUK IBU PERTIWI
Kita masih bersama disini
Mendekap erat dan menjunjung tinggi negeri ini
Negeri dimana kita dilahirkan, dibesarkan
Negeri sang ibu pertiwi
Kita adalah bibit-bibit bangsa
Yang kelak menjadi penguasa
Dan mengabdikan seluruh jiwa raga
Untuk kemajuan bangsa
Mendekap erat dan menjunjung tinggi negeri ini
Negeri dimana kita dilahirkan, dibesarkan
Negeri sang ibu pertiwi
Kita adalah bibit-bibit bangsa
Yang kelak menjadi penguasa
Dan mengabdikan seluruh jiwa raga
Untuk kemajuan bangsa
NYANYIAN JALANAN
Berdiri tegak di persimpangan
Menatap pada wajah berjuta
Wajah murung rakyat jelata
Wajah terkurung beton kota
Tak ada lagi penjajahan
Proklamasi telah di ikrarkan
Menyatakan kemerdekaan
Serta memdapat pengakuan
Sedang sekarang
Bendera-bendera ketidakadilan
Berkibar sepanjang jalan
Dan mereka berdendang nyanyian kelaparan
Mereka turun kejalan
Menuntut keadilan
Menuntut kemerdekaan
Serta menuntut kezaliman
Mereka bagaikan lautan manusia
Mengibarkan bendera-bendera
Mengutuk penguasa
Lalu bubar bagai tak bernyawa
Menatap pada wajah berjuta
Wajah murung rakyat jelata
Wajah terkurung beton kota
Tak ada lagi penjajahan
Proklamasi telah di ikrarkan
Menyatakan kemerdekaan
Serta memdapat pengakuan
Sedang sekarang
Bendera-bendera ketidakadilan
Berkibar sepanjang jalan
Dan mereka berdendang nyanyian kelaparan
Mereka turun kejalan
Menuntut keadilan
Menuntut kemerdekaan
Serta menuntut kezaliman
Mereka bagaikan lautan manusia
Mengibarkan bendera-bendera
Mengutuk penguasa
Lalu bubar bagai tak bernyawa
SENJA DI IBU KOTA
Menatap senja pada langit mendung
Terkurung pegunungan beton
Dan ribuan pohon papan reklame serta lampu jalan
Tersentak jiwa pada sebuah pandangan
Melihat mereka yang menjulurkan tangan
Mengharap belas kasih pengguna jalan
Ayunan langkahnya
Seirama dengan lampu pengatur lalu lintas
Raut wajahnya bagai ditilang malang dan rasa lapar
Namun kita masih enggan berbagi kasih pada mereka
Seolah mereka penjahat di persimpangan
Terkurung pegunungan beton
Dan ribuan pohon papan reklame serta lampu jalan
Tersentak jiwa pada sebuah pandangan
Melihat mereka yang menjulurkan tangan
Mengharap belas kasih pengguna jalan
Ayunan langkahnya
Seirama dengan lampu pengatur lalu lintas
Raut wajahnya bagai ditilang malang dan rasa lapar
Namun kita masih enggan berbagi kasih pada mereka
Seolah mereka penjahat di persimpangan
Langganan:
Postingan (Atom)