Selasa, 14 April 2015

HUJAN SENJA

Rinai hujan kala senja
Peluh tanah menyengat udara
Seribu tanya menyekap di jiwa

Peluh tanah hujan senja
Adakah yang lebih dekat dengan kematian
Selain di bulan yang kelam ini

Peluh tanah hujan senja
Aroma kematian semakin menyengat
Mendekat dari balik hujan nan lebat

Peluh tanah hujan senja
Satu persatu beranjak
Berangkat kembali, menghadap Illahi Rabbi


Banda Aceh, Februari 2015
Di muat pada harian Serambi Indonesia Edisi 1 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar