Jumat, 01 Maret 2013

SAJAK UNTUK SANG AYAH


Diteras rumah sederhana
Ditemani  sebatang kretek darinya sampoerna
Duduk terdiam menikmati asapnya
Seakan terdiam tak bernyawa

Udara nan sejuk menusuk hingga ketulang
Menemani sang malam yang merindu cahaya terang
Melihat malam dan terus menerawang
Dipikiran hanya satu wajah yang terbayang

Ayah,
Usiamu kini telah menginjak senja
Engkau yang terus berjuang dibawah matahari siang
Melawan deras arus hidup demi orang yang kau sayang

Ayah,
Wajah berserimu kini semakin kusam
Seakan dimakan beban kehidupan
Tapi engkau tetap melawan

Dalam gelap malam kuterus terdiam
Menghitung rintik hujan yang berjatuhan
Hingga aku tersadar
Cinta, kasih dan jasa mu lebih banyak dari rintik hujan

Ayah,
Dalam syair awamku ini ku titipkan salam
Kepada engkau yang terus ku ingat siang dan malam
Sampai aku tertidur di tempat yang lebih gelap dari malam

Dalam bait sajakku ini ku titipkan doa
Kepada engkau yang jauh disana
Pada hujan yang berjatuhan aku mengadu
Bahwa aku sedang merindu

Ayah
Ditanah rantau aku membuat janji
Kelak akan ku rawat mereka yang engkau sayangi
Walau tak seperti kasih sayang yang kau beri

Ayah,
Semua yang engkau ajarkan akan kekal dan abadi
Sampai bumi semakin sempit dan langit akan terus menjepit
Dan aku bertemu mati

KIPOENNURDIN
Banda Aceh, 1 maret 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar