Ditemani sebatang kretek darinya sampoerna
Duduk terdiam
menikmati asapnya
Seakan terdiam
tak bernyawa
Udara nan sejuk
menusuk hingga ketulang
Menemani sang
malam yang merindu cahaya terang
Melihat malam
dan terus menerawang
Dipikiran hanya
satu wajah yang terbayang
Ayah,
Usiamu kini
telah menginjak senja
Engkau yang
terus berjuang dibawah matahari siang
Melawan deras
arus hidup demi orang yang kau sayang
Ayah,
Wajah berserimu
kini semakin kusam
Seakan dimakan
beban kehidupan
Tapi engkau
tetap melawan
Dalam gelap
malam kuterus terdiam
Menghitung rintik
hujan yang berjatuhan
Hingga aku
tersadar
Cinta, kasih dan
jasa mu lebih banyak dari rintik hujan
Ayah,
Dalam syair
awamku ini ku titipkan salam
Kepada engkau
yang terus ku ingat siang dan malam
Sampai aku
tertidur di tempat yang lebih gelap dari malam
Dalam bait
sajakku ini ku titipkan doa
Kepada engkau
yang jauh disana
Pada hujan yang
berjatuhan aku mengadu
Bahwa aku sedang
merindu
Ayah
Ditanah rantau
aku membuat janji
Kelak akan ku rawat
mereka yang engkau sayangi
Walau tak
seperti kasih sayang yang kau beri
Ayah,
Semua yang
engkau ajarkan akan kekal dan abadi
Sampai bumi
semakin sempit dan langit akan terus menjepit
Dan aku bertemu mati
KIPOENNURDIN
Banda Aceh, 1
maret 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar