perantauna
dan cita-cita
jauh
dari orang tersayang
terkasih
dan
tercinta
siapa
yang hendak peduli
jika
diperantauan
terseret
arus kehidupan
cukup
deras
melawati
lembah nan terjal
terombang-ambing
terantuk
tebing-tebing
melahirkan
amarah
resah
dan juga
gundah
ini
untuk sebuah cita-cita
bukan
untuk selembar kertas
dan
bukan pula
untuk
mengenakan toga
apalagi
untuk akhiran di sebuah nama
perantauan
memang kejam
lebih
kejam dari ibu tiri
bahkan
dari sebuah rezim
atau
dari pembantaian
dan
pembunuhan
KIPOENNURDIN
Banda
Aceh, 22 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar