Kamis, 13 Februari 2014

BERHENTILAH SINABUNG

Masihkah langitmu biru
Menyongsong pagi
Bersama kicauan burung nan merdu

Ku dengar, kau telah kembali
Memuntahkan lahar
Bersama hujan debu

Ada apa denganmu Sinabung
Kemarin kau adalah tempat paling teduh
Kini kau bergemuruh

Apa yang dilakukan mereka padamu
Sehingga kau begitu murka
Mengusir dengan hujan debu dan larva

Sinabung,
Langitmu sudah menjadi mendung
Berkabung debu bersama awan kelam

Sinabung,
Tinggimu yang menjulang ke angkasa
Memberi isyarat bahwa kau begitu perkasa

Sinabung,
Berhentilah bergejolak
Karena duka mereka, duka kami semua


Banda Aceh, 10 Februari 2014

Jumat, 07 Februari 2014

KEMUDIAN

Setelah kau pergi
Setiap kata terasa hampa
Bait-bait yang ku cipta tak lagi bermakna
Semua terasa tabu bersama mimpi

Puisi indah yang ku cipta
Hanya sekumpulan kata tanpa makna
Bagai raga tanpa jiwa
Sebab engkau adalah nyawa dalam setiap baitku

Kini, aku termangu-mangu dalam kesunyian
Menari pada tubuh malam yang legam
Bersama duka sang rembulan
Sampai sang fajar datang


Banda Aceh, 7 Februari 2014

Kamis, 06 Februari 2014

MASIH ADA(KAH) KEADILAN

Masihkan anda bertanya tentang keadilan
Tentang hukum-hukum yang mengekang setiap pergerakan
Tentang mata-mata yang setia
Dan keserakahan yang meraja lela

Bukankah anda tau
Jauh saat negeri ini diciptakan, semua terasa tabu
Kebersamaan hanya tulisan di buku
Perbedaan semakin membatu

Lihatlah simbol-simbol kenegaraan
Semua hanya imajinasi pengarang
Hanya untuk menghentikan perang
Lalu mereka bebas menyerang

Tanah ini semakin gersang
Nyaris tak ada hujan yang datang
Namun satu persatu mulai tenggelam
Di telan ganasnya kehidupan

UNTUK SEBUAH NAMA

Dalam gelap malam
Dengan sebuah bayangan dan senyuman
Terpampang pada langit kamar
Sangat indah, bahkan tiada yang lebih indah

Ku terbayang pada rona wajah
Ketika waktu senja menyapa
Menyisir setiap sudut pantai
Sebelum gelap menelannya

Pada sebuah nama yang kurindu
Kala waktu sedang bersekutu
Sapaan debur ombak menerjang batu karang
Serta hembusan angin di padang ilalang

Bayang-bayang dalam sebuah senyuman
Masih terekam dalam ingatan
Bahkan tak terbunuh oleh terjangan topan
Serta abadi dalam kehidupan

Begitu halus menusuk rongga dada
Jauh di baliknya
Tersimpan indah tentang sebuah nama
Tepat pada hati yang tengah terkesima


Banda aceh, 6 februari 2014